Home Lainnya Kemandirian Antariksa di Tengah Militerisasi Orbit Global

Kemandirian Antariksa di Tengah Militerisasi Orbit Global

0

Kemandirian Antariksa: Membangun Strategi Nasional Menuju Kemandirian Antariksa Indonesia

Inovasi teknologi global yang pesat, didorong oleh privatisasi dan rivalitas geopolitik di sektor antariksa, menekankan pentingnya Indonesia untuk merumuskan strategi nasional yang berfokus pada kemandirian antariksa. Diskusi publik dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” yang diselenggarakan oleh Center for International Relations Studies (CIReS), Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP), FISIP UI pada Selasa (27/5), menyoroti kompleksitas dan urgensi agenda antariksa nasional di abad ke-21. Diskusi ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai sektor termasuk parlemen, kementerian dan lembaga, militer, asosiasi profesi, media nasional, dan akademisi.

Kemandirian antariksa, menurut Prof. Semiarto Aji Sumiarto, Dekan FISIP UI, bukan lagi pilihan, melainkan keharusan strategis untuk memastikan kedaulatan Indonesia di tengah kompetisi antariksa yang semakin intensif. Hal ini juga ditekankan selama acara bahwa penguasaan teknologi antariksa sangat penting bagi kedaulatan dan daya saing bangsa di masa depan. Indonesia, sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang berhasil meluncurkan satelit secara mandiri, perlu mengatasi tantangan seperti lemahnya tata kelola program antariksa, keterbatasan pendanaan, dan ketidakkonsistenan arah kebijakan pasca integrasi LAPAN ke dalam BRIN. Teknologi antariksa akan menjadi pilar ekonomi global ke depan, sehingga pembangunan kemandirian antariksa menjadi langkah strategis yang harus diambil.

Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim juga menegaskan bahwa antariksa kini merupakan domain strategis yang penting bagi pertahanan, ekonomi, dan kedaulatan nasional. Indonesia harus aktif dalam merancang kebijakan strategis dan terpadu, yang melibatkan berbagai sektor mulai dari pertahanan, perhubungan, TNI AU, BRIN, hingga unsur swasta dan akademisi. Kemandirian antariksa tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kelembagaan, strategi lintas sektor, dan kerjasama internasional. Harus ada upaya bersama untuk memastikan Indonesia menjadi negara yang mandiri dan berdaulat di bidang antariksa.

Asosiasi Antariksa Indonesia, melalui Anggarini S., M.B.A., menyoroti masalah ketergantungan Indonesia pada negara lain untuk teknologi antariksa. Diperlukan pembangunan ekosistem antariksa nasional yang lengkap dan mengejar konstelasi satelit LEO sebagai penopang space economy. Alih teknologi, penguatan start-up lokal, dan regulasi yang konsisten juga penting untuk mencapai kemandirian antariksa. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas teknologi, SDM, dan regulasi yang berdaulat agar tidak hanya menjadi konsumen dalam ekonomi antariksa global.

Pentingnya Indonesia membangun strategi terpadu dalam mewujudkan kemandirian antariksa ditekankan oleh Dr. Dave Laksono dan Prof. Dr. Fredy B.L. Tobing. Indonesia harus segera melakukan langkah strategis mulai dari penataan kelembagaan, regulasi, investasi, hingga kolaborasi lintas sektor. Revitalisasi struktur kelembagaan yang telah berperan dalam pengembangan teknologi antariksa nasional menjadi langkah prioritas untuk mencapai kemandirian antariksa. Dukungan politik yang lebih kuat, kesadaran publik yang tinggi, serta kerjasama internasional yang baik juga diperlukan dalam upaya menuju kemandirian antariksa.

Sumber: Kemandirian Antariksa Sebagai Pilar Kedaulatan: Urgensi RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional Di Tengah Persaingan Global
Sumber: Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia Di Tengah Rivalitas Global

Exit mobile version