Literasi digital dinyatakan sebagai fondasi penting kedua dalam pendidikan anak-anak Indonesia. Iradat mengungkapkan perlunya merancang ulang literasi digital untuk memastikan anak-anak tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga mampu menyaring informasi dengan benar, memahami aturan, dan mengenali mana yang etis dan legal. Menurutnya, teknologi harus dikuasai oleh manusia, bukan sebaliknya. Pendekatan berbasis kemanusiaan, termasuk peningkatan literasi digital, dianggap sebagai hal yang sangat mendasar.
Selain literasi digital, fondasi ketiga yang tak kalah penting adalah kemampuan berpikir kritis. Iradat menekankan bahwa teknologi seharusnya menjadi sarana untuk mengembangkan daya kritis anak-anak, bukan membuat mereka pasif sebagai pengguna teknologi. Jika kecerdasan buatan hanya digunakan sebagai alat yang mereduksi kemampuan berpikir kritis, hal tersebut dianggap sia-sia. Oleh karena itu, anak-anak perlu diajak untuk mempertanyakan, mengkritisi, dan memahami dampak teknologi secara bijaksana.
