Di tengah persaingan produk luar negeri di pasar lokal, jajanan tradisional Indonesia masih memiliki daya tarik dan potensi dalam menghadapi pasar global. Salah satu contohnya adalah siomay rumahan dari Pawon Bu Nun, sebuah UMKM yang mulai dari dapur rumahnya dan kini telah menjangkau konsumen hingga ke Dubai.
Ainun, pemilik Pawon Bu Nun, memulai usahanya pada tahun 2013 dengan menawarkan siomay buatan tangan kepada rekan kerjanya. Respon yang positif membuat usahanya terus berkembang. Pawon Bu Nun dikenal karena konsistensi rasa autentik siomay rumahannya, meskipun ia hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut.
Tidak hanya dijual secara konvensional, Ainun juga menciptakan hampers siomay untuk momen Lebaran dengan harga yang beragam, yang berhasil terjual lebih dari 200 paket dalam satu musim. Kesuksesan Pawon Bu Nun juga terlihat dari pengiriman siomay hingga ke Yogyakarta, Surabaya, Serang, dan bahkan ke luar negeri.
Kisah sukses Pawon Bu Nun menunjukkan bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi dalam ekspor. Dengan konsumen loyal dan kualitas produk yang terjaga, siomay rumahan ini menjadi representasi cita rasa Indonesia yang layak dipromosikan ke dunia. Hal ini membuktikan bahwa ketika UMKM tampil dengan kualitas yang baik dan branding yang kuat, pasar global akan terbuka.
Oma Telur Gabus adalah contoh lain dari UMKM Indonesia yang sukses menembus pasar global dengan branding yang kuat dan kualitas produk yang terjaga. Dengan semangat kewirausahaan yang tinggi, UMKM seperti Pawon Bu Nun dapat membuktikan bahwa produk lokal Indonesia memiliki tempat di pasar global. Sudah saatnya jajanan lokal diangkat dan ditunjukkan bahwa UMKM Indonesia adalah masa depan ekonomi kreatif.
