Memperhatikan kondisi bumi saat ini yang semakin terancam akibat pemanasan global, penting bagi seluruh dunia untuk menjaga kelestarian lingkungan. Data terbaru dari Copernicus Climate Change Service (C3S) menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sebesar 14,08 derajat celcius, melebihi batas rata-rata selama 30 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat celsius dari masa pra-industri harus dipatuhi agar dapat mengurangi dampak bencana iklim yang merusak.
Di Indonesia, sektor logistik diketahui menyumbang 36% dari total emisi industri nasional, menjadikan manajemen rantai pasok yang berkelanjutan sebagai hal yang sangat penting dalam mengurangi emisi karbon. Kendati demikian, banyak perusahaan masih enggan beralih ke praktik rantai pasok yang lebih hijau karena dianggap memiliki biaya implementasi yang tinggi. Namun, di berbagai negara, regulasi lingkungan yang ketat mendorong perusahaan untuk meningkatkan keberlanjutan rantai pasok mereka agar tidak terkena pajak karbon yang lebih tinggi.
Penerapan supply chain management (SCM) berkelanjutan memang membutuhkan investasi awal yang besar, namun dalam jangka panjang dapat memberikan penghematan signifikan melalui efisiensi energi dan pengurangan limbah operasional. Studi kasus di Jawa Barat menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi logistik hijau mampu menghemat biaya bahan bakar dan operasional gudang hingga Rp2,1 miliar per tahun. Namun, tantangan utama yang dihadapi dalam menerapkan SCM berkelanjutan di Indonesia adalah regulasi yang belum mendukung penuh transisi ini serta keterbatasan infrastruktur yang ada.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen dan regulasi global yang ketat terkait lingkungan, perusahaan di Indonesia harus segera beradaptasi dengan rantai pasok yang lebih hijau untuk menjaga daya saing di pasar internasional. Investasi dalam SCM berkelanjutan bukan hanya untuk kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk keberlanjutan ekonomi negara. Maka, langkah-langkah strategis perlu diambil secepat mungkin agar Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global dan mampu bersaing dalam ekonomi yang lebih berkelanjutan.