Terapi non-obat memiliki peran penting dalam manajemen Osteoarthritis (OA). Salah satu terapi yang efektif adalah memberikan edukasi kepada pasien mengenai kondisi penyakit, manajemen nyeri, dan pentingnya tetap aktif. Edukasi ini bertujuan untuk memberdayakan pasien agar mampu mengelola kondisinya sendiri dan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Selain itu, penurunan berat badan juga sangat disarankan, terutama bagi penderita obesitas, karena dapat mengurangi beban pada sendi yang terkena dan meningkatkan mobilitas.
Terapi fisik atau fisioterapi juga merupakan komponen penting dalam manajemen OA. Terapi ini meliputi serangkaian latihan untuk memperkuat otot di sekitar sendi, meningkatkan fleksibilitas, dan jangkauan gerak. Dengan melakukan latihan yang sesuai, pasien dapat mengurangi nyeri, mencegah keterbatasan gerak, dan meningkatkan fungsi sendi. Program latihan akan disesuaikan dengan kondisi pasien, usia, dan penyakit penyerta, mengikuti prinsip FITT (Frekuensi, Intensitas, Waktu, Jenis). Contoh latihan yang dapat dilakukan termasuk peregangan (stretching), latihan penguatan otot, serta latihan aerobik seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda.
Terapi okupasi atau terapi kerja juga dapat membantu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Terapis okupasi akan memberikan modifikasi aktivitas atau alat bantu yang diperlukan agar pasien dapat menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dengan lebih mudah dan nyaman. Dengan pendekatan terapi non-obat ini, diharapkan kualitas hidup pasien akan meningkat dan ketergantungan pada orang lain dapat berkurang. Ini semua merupakan langkah penting dalam mengelola Osteoarthritis dengan lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Sumber: Liputan6 – Osteoarthritis: Kenali Jenis Terapi dan Pengobatannya
