Home Opini Tantangan Geopolitik Indonesia: Prabowo Subianto

Tantangan Geopolitik Indonesia: Prabowo Subianto

0

Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan geopolitik yang mempengaruhi stabilitas keamanan di tengah ketidakseimbangan global. Berbagai konflik, seperti konflik antara Rusia dan Ukraina di Eropa, ketegangan di Timur Tengah antara Israel, Palestina, dan Iran, serta masalah Laut China Selatan yang melibatkan beberapa negara ASEAN dengan Tiongkok, memperumit situasi geopolitik kontemporer. Presiden terpilih Prabowo Subianto diharapkan dapat mengarahkan kebijakan luar negeri Indonesia ke arah yang tepat untuk menjaga stabilitas keamanan di tengah kondisi global yang berubah.

Secara umum, konsep geopolitik di Indonesia dikenal dengan sebutan Wawasan Nusantara yang mencerminkan pandangan dan sikap Indonesia sebagai negara kepulauan. Konsep Wawasan Nusantara menjadi landasan bagi visi masa depan Indonesia yang mengutamakan kesatuan nasional dan perdamaian dunia. Dalam konteks strategi geopolitik, Indonesia harus fokus pada aspek keamanan negara-bangsa dan perlindungan terdepan untuk menjaga integritas wilayahnya.

Indonesia, dengan posisinya yang mengapit dua benua dan samudra, dianggap sebagai negara terkuat di belahan khatulistiwa. Kondisi geografis yang kaya akan sumber daya laut menjadikan Indonesia poros dunia yang mempengaruhi kesadaran negara-negara di Asia Pasifik. Namun, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan terkait keseimbangan kekuatan maritim dan perlindungan terhadap wilayah maritimnya, terutama dalam konteks Laut China Selatan.

Kepemimpinan dan stabilitas politik presiden terpilih Indonesia di tahun 2024 akan berdampak pada hubungan bilateral dan regional dalam geopolitik. Presiden terpilih harus memahami isu-isu geopolitik, kekuatan politik, dan disrupsi digital untuk memastikan Indonesia tidak condong ke arah tertentu. Selain itu, dalam menghadapi kompleksitas konflik seperti di Laut China Selatan, Indonesia perlu menjadi pemain aktif dalam mencari solusi damai.

Geopolitik Indonesia, terutama terkait konflik di Laut China Selatan, harus menjadi fokus utama bagi presiden terpilih di tahun 2024. Penyelesaian sengketa antara ASEAN dan Tiongkok serta perhatian pada kehadiran AUKUS di masa depan merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana. Indonesia perlu menjaga posisinya sebagai negara netral dan memperkuat bargaining power untuk memenuhi kepentingan nasionalnya dalam menghadapi dinamika geopolitik global.

Exit mobile version