Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi kini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia akibat konsumsi garam berlebih dan lemak trans. Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa sebagian besar kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yang sebenarnya dapat dicegah dengan pola makan lebih sehat. Penyakit kardiovaskular (PKV) seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian, merenggut hampir 800.000 nyawa setiap tahun.
Adanya fokus dari berbagai pemangku kebijakan dan pakar kesehatan untuk memperkuat strategi pangan dan inisiatif gizi nasional dalam menghadapi situasi ini. Eliminasi lemak trans dan pengurangan garam menjadi strategi utama yang efektif dalam menekan angka PKV di berbagai negara. Diskusi juga mencakup penelitian terbaru mengenai dampak positif kebijakan ini terhadap kesehatan dan ekonomi Indonesia.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. Asnawi Abdullah, Ph.D., kebijakan pengendalian garam dan lemak trans bukan hanya sebagai langkah preventif di bidang kesehatan, tetapi juga sebagai strategi penting untuk mengurangi biaya sistem kesehatan nasional. Negara-negara lain yang telah mengatur pembatasan kadar garam dan lemak trans berhasil menurunkan angka kematian akibat PKV serta mengurangi beban pembiayaan kesehatan secara signifikan. Dengan kebijakan yang tepat, masyarakat dapat hidup lebih sehat dan mengendalikan belanja kesehatan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Langkah Menuju Indonesia Sehat: Tolak Garam, Lemak, dan Gula
