Pada Kamis (23/1/2025), sidang pembacaan putusan perkara perdata khusus Niaga Renvoi Prosedur nomor 34/Pdt-Sus-Renvoi/2024/PN Niaga Sby Jo 17/Pdt-Sus-PKPU/2021/PN Niaga Sby di Pengadilan Negeri Surabaya ditunda hingga tanggal 5 Pebruari 2025 mendatang, mengecewakan puluhan korban The Anaya Vilage dalam persidangan itu. Meskipun penundaan putusan tersebut terjadi, kuasa hukum dari Penggugat, Supangat, menyatakan bahwa penundaan dalam sidang putusan cukup biasa terjadi. Menurutnya, penundaan sidang putusan termasuk hal yang wajar dan biasa, karena membutuhkan waktu ekstra bagi majelis hakim untuk mempelajari dan meneliti putusan dengan cermat.
Di sisi lain, Tjandrawati Prajitno dari Paguyuban Siok Cinta Damai menekankan pentingnya objektivitas dalam membuat putusan. Menurutnya, data yang disampaikan oleh kurator Kepailitan The Anaya Vilage sudah lengkap dan putusan yang sudah diambil oleh Pengadilan Niaga Surabaya harus dijalankan. Sebagai korban, Tjandrawati bersama korban lainnya tidak boleh menyerah dan siap melawan demi kebenaran. Selain itu, Tjandrawati juga membeberkan beberapa fakta terkait kasus tersebut, termasuk peranan Vivian Tjandra Tjong dan Ketut Oka Paramartha dalam permasalahan tersebut.
Selanjutnya, Tjandrawati menjelaskan mengenai beberapa pertanyaan terkait kasus ini, seperti alasan tidak memegang kwitansi yang dikeluarkan oleh Anaya Vilage serta peristiwa-peristiwa terkait pemindahan uang dan persengketaan antara para pihak terkait proyek The Anaya Vilage. Dengan adanya informasi yang disampaikan oleh Tjandrawati, diharapkan kejelasan dan keadilan akan segera terwujud dalam kasus tersebut, serta para korban dapat mendapatkan kepastian hukum yang mereka harapkan. Kasus Kepailitan The Anaya Vilage ini menjadi sorotan bagi banyak pihak dan diharapkan penyelesaiannya dapat memberikan keadilan bagi seluruh pihak yang terlibat.
