Pernah ada istilah “lavender marriage” yang disebut oleh Profesor Stephen Tropiano dari Ithaca College di Amerika Serikat dalam bukunya, The Prime Time Closet: A History of Gays and Lesbians on TV. Istilah ini merujuk pada praktik pernikahan antara aktor dan aktris Hollywood pada tahun 1920-an yang sebenarnya memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis atau biseksual. Pernikahan ini dilakukan dengan lawan jenis sebagai upaya untuk menyembunyikan orientasi seksual mereka yang sebenarnya.
Pada masa itu, studio-studio besar di Amerika Serikat menerapkan ‘klausul moral’ yang mengharuskan aktor atau aktris untuk tetap menjaga citra yang baik di mata publik. Jika mereka dianggap ‘kehilangan rasa hormat dari publik’, maka mereka bisa kehilangan gaji atau honor mereka. Oleh karena itu, pernikahan lavender dianggap sebagai solusi untuk menjaga citra dan karier mereka.
Menurut Tropiano, banyak keputusan yang diambil saat itu didorong oleh faktor ekonomi dan kebutuhan untuk mempertahankan karier. Pernikahan lavender menjadi cara bagi seseorang untuk tetap relevan di dunia hiburan Hollywood pada saat itu.
