30.9 C
Jakarta
HomeWisataBerkah Masyarakat dari Sampah di Kuta: Temuan Berharga

Berkah Masyarakat dari Sampah di Kuta: Temuan Berharga

Pantai Bali selalu menjadi tempat tujuan wisata yang populer, namun fenomena sampah musiman yang terjadi saat musim angin barat menyebabkan masalah serius bagi pulau tersebut. Sampah kiriman ini sering kali menutupi hamparan pasir putih di sepanjang pantai, terutama di Pantai Samigita, Seminyak, Legian, dan Kuta. Keberadaan sampah laut ini terjadi setiap tahun pada bulan Desember, Januari, dan Februari, dengan jumlah rata-rata mencapai 500 ton per hari di tiga pantai tersebut.

Anggota DPRD Badung, I Wayan Puspa Negara, yang juga aktif dalam lingkungan, menjelaskan bahwa pantai Samigita terkena dampak paling parah oleh angin barat atau west monsoon wind karena posisinya menghadap ke arah barat. Fenomena sampah ini telah terjadi sejak tahun 1980-an, namun saat ini jenis sampah yang terdampar sangat kompleks, termasuk sampah organik dan sampah plastik.

Bukan hanya sampah dari Bali sendiri, tetapi sampah kiriman ini juga berasal dari berbagai wilayah di sekitarnya, bahkan dari negara lain. Menurut Puspa Negara, sampah tersebut biasanya akan tersapu hingga bulan Maret ketika arah angin berubah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan teknologi yang lebih baik dalam penanganan sampah laut, serta upaya mendaur ulang sampah plastik yang saat ini terasa sulit dilakukan karena kapasitas TPS3R yang terbatas.

Upaya bersih-bersih secara rutin dan teknologi yang lebih canggih diharapkan dapat membantu mengatasi masalah sampah yang terus mengganggu keindahan pantai-pantai di Bali. Peran serta masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kebersihan pantai sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem laut Pulau Dewata.

Berita Terbaru

Berita Populer