28.7 C
Jakarta
HomeWisata"Ritual Penolak Bala Warga di Akhir Tahun 2024: Penemuan Menjanjikan"

“Ritual Penolak Bala Warga di Akhir Tahun 2024: Penemuan Menjanjikan”

Pada penghujung tahun 2024, masyarakat Desa Serangan, Denpasar, Bali, melaksanakan upacara Mahayu Jagad dengan ritual Memintar sebagai bagian dari tradisi untuk menghilangkan wabah penyakit dan mendatangkan perlindungan. Uniknya, ritual ini diikuti oleh sekitar 2000 warga Desa Serangan dari 6 banjar, sebagai bagian dari rangkaian Pemintaran Ida Bathara Kala Pelawatan yang berlangsung pada Senin, 30 Desember 2024. Dalam upacara tersebut, setiap tahun pada tilem ke enam, masyarakat Desa Serangan akan mengelilingi Pulau Serangan dan 7 pura yang berada di dalam KEK Kura-Kura Bali untuk melaksanakan Memintar. Selama prosesi ini, mereka berkomitmen untuk mengusir bala dan wabah penyakit serta melindungi lingkungan mereka.

Upacara Memintar telah menjadi bagian dari tradisi turun temurun sejak tahun 1965, yang menurut Wakil Bendesa Adat Serangan, Wayan Astawa, adalah perjalanan mengelilingi desa untuk tujuan penolak bala dan penghilang wabah penyakit. Sebelum pelaksanaan Memintar, masyarakat Serangan telah melakukan vibrasi Mecaru selama sebulan guna menyucikan diri untuk mencapai tilem ke enam. Tradisi ini berkembang dengan kemudahan akses ke Pulau Serangan setelah berubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah dalam menjalankan ritual Memintar.

Peran PT Bali Turtle Island Development (BTID) dalam mendukung kegiatan tradisi adat dan budaya di Serangan sangat berarti. Dukungan ini memastikan kelancaran upacara sakral setiap tahunnya, termasuk upacara Memintar yang merupakan tradisi tolak bala yang telah berlangsung sejak tahun 1950-an. Melalui kolaborasi dan komunikasi dengan pemerintah desa, BTID berperan penting dalam menjaga keselamatan dan kelancaran prosesi upacara, memastikan akses yang aman untuk warga yang mengikuti ritual ini.

Tradisi Memintar tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga merupakan praktik untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan partisipasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, upacara ini menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat Desa Serangan untuk menjaga keberlangsungan tradisi dan merayakan warisan leluhur dengan penuh khidmat.

Berita Terbaru

Berita Populer