Toilet training merupakan hal penting dalam perkembangan anak. Setiap anak memiliki waktu yang berbeda dalam memulai toilet training, namun menunda proses ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Penundaan toilet training dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti infeksi, diare, dan hepatitis A. Dokter anak Indonesia, dr. Meitha Pingkan Esther SpA (K), menjelaskan bahwa penundaan toilet training juga dapat menyebabkan konstipasi dan masalah kontrol kandung kemih pada anak.

Selain itu, penundaan pembelajaran toilet training dapat menimbulkan stress pada orang tua, anggota keluarga, petugas penitipan anak, dan guru di sekolah. Anak yang belum terlatih dalam menggunakan toilet juga dapat menambah beban kerja petugas penitipan anak dan taman bermain anak.

Tujuan dari toilet training adalah melatih anak agar bisa mandiri dalam buang air kecil dan besar di toilet. Toilet training dilakukan untuk mengenalkan anak pada sensasi buang air kecil, tata cara buang air kecil dan besar, membersihkan diri sendiri, membersihkan toilet, mencuci tangan, dan lainnya. Pelatihan dilakukan agar anak bisa menguasai seluruh tata laku yang terkait dengan kunjungan ke toilet, termasuk dalam hal memakai celana sendiri. Jadi, penting untuk tidak menunda toilet training pada anak demi kesehatan dan kenyamanannya.