Aneurisma otak adalah kondisi serius dimana terbentuknya benjolan di pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Jika tidak segera diobati, benjolan tersebut bisa pecah dan menyebabkan perdarahan di otak, yang dapat mengakibatkan stroke atau bahkan kematian. Risiko terkena aneurisma otak lebih tinggi pada orang tua, terutama perempuan yang berusia di atas 40 tahun, perokok, dan penderita tekanan darah tinggi. Gejalanya sering kali tidak terdeteksi sampai kondisinya menjadi parah atau benjolan memecah. Jika benjolan sudah pecah, peluang kesembuhan hanya sekitar 50 persen. Gejala yang mungkin muncul setelah benjolan pecah antara lain mual, leher kaku, penglihatan kabur, kelopak mata turun, dan bahkan pingsan. Karena sebagian besar penderita aneurisma tidak merasakan gejala, penting untuk melakukan skrining atau pemeriksaan dini seperti MRI atau MRA untuk mendeteksi benjolan sebelum pecah. Jika terdeteksi adanya benjolan yang mencurigakan, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan dengan DSA. DSA adalah prosedur pemeriksaan pembuluh darah yang menggunakan cairan kontras dan sinar-X untuk mendapatkan gambaran yang jelas tanpa gangguan jaringan tulang. Sudah menjadi keharusan untuk melakukan pemeriksaan rutin agar aneurisma otak dapat dideteksi dan diobati dengan tepat waktu.