Keterangan yang disampaikan Aji menerangkan bahwa peningkatan estimasi TB baru terjadi lantaran adanya penurunan penemuan kasus TBC di tahun 2020 dan 2021, dikarenakan adanya pandemi COVID-19. Ini berakibat pula pada banyaknya penularan TBC ke orang di sekitar pasien TBC yang belum diobati.
Disampaikan pula bahwa capaian notifikasi kasus TBC tahun 2021, 2022 dan 2023 cenderung mengalami peningkatan.
“Berdasarkan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), notifikasi kasus TBC tahun 2021 sebesar 443.235 kasus, tahun 2022 sebesar 724.309 kasus, dan tahun 2023 sebesar 821.200 kasus,” kata Aji lewat keterangan itu.
Hingga 29 Oktober 2024, secara nasional capaian penemuan kasus TBC mencapai 692.420 (63 persen dari target 90 persen).
Penemuan kasus untuk TBC sensitif obat (SO) sebesar 681.185 (98 persen) dan TBC resisten obat (RO) sebesar 11.235 (2 persen).