Malaka, NTT, deliknews – Jemianus Koe (JK) mendukung paket SN – FBN dengan hati dalam pilkada Malaka, periode 2024 – 2029, karena dirinya telah menilai kurang lebih 3 tahun Dt. Sumon Nahak, SH. MH (SN) bisa merubah wajah Kabupaten Malaka.
Kalau dikatakan SN tidak merubah wajah Kabupaten Malaka melalui pembangunan. Kecuali, orang buta dan tuli. Dengan demikian,” walaupun diri saya mantan Anggota DPRD Malaka, asal partai Golkar.Ucap Jemianus Koe, saapaan akrapnya,( JK),” Kamis (18/10/2024) di Wekmidar.
Jemianus Koe (JK) menyatakan dirinya mendukung paket SN – FBN dengan sungguh -sugguh, maka kali ini saya dengan teman Raimundus Seran Klau bersama tim dukungan kami dipileg 14 Vebruari 2024 kemarin, akan fight habis – habisan. Tegas JK.
Kesempatan yang sama ditempat kampanye SN – FBN, mantan Anggota DPRD Malaka, asal partai Gerindra, Yulius Krisantus Bria, mengatakan pada pilkada tahun 2015 – 2020, ketua Partai Gerindra Kabupaten Malaka, juga ikut dalam Calon Bupati Malaka, dengan nama Paket (Tabe).
Namun, pada saat itu, “Saya sampaikan ke Ketua Partai bahwa saya tidak searah dengan partai karena keluarga ikut dalam pesta demokrasi Pilkada Malaka, dengan nama paket (SBS – DA).
Setelah paket SBS – DA menang, lalu pada sutu ketika pada saat sidang saya minta untuk membuka kembali berkas Program RPM, agar ditinjau ulang terkhusus Ikon Bawang Merah. Namun, pada saat itu, pribadi saya dituding dan dibilang Bodok, juga disampaikan bahwa ketua Fraksi asal Partai Gerindra disuruh sekolah lagi.
Walaupun pada saat itu,” saya selaku ketua fraksi Partai Gerindra, dikatan bodok dan disuruh sekolah lagi oleh Bupati saat itu. Akan tetapi, saya bersikap tenang dan diam untuk memastikan kebenaran akan mucul. Karena tindakan yang saya lakukan bukan untuk pribadi Yulius Krisantus tetapi untuk kepentingan banyak orang yaitu, masyarakat.”
Karena saya berpihak kepada masyarakat, maka kebenaran itu berhasil dan terbukti, program RPM membawa 7 Orang ASN ke terali besi yang dimana mereka 7 orang itu adalah orang – orang produktif yang dibutuhkan Kabupaten Malaka kedepan.
Demikian itupula, patut di sampaikan bahwa, pada saat saya menduduki di kursi DPRD yang dikatakan Dewan terhormat, tetapi dibilang bodok dan disuruh sekolah. Apa lagi, masyarakat kecil yang tidak punya taring sama sekali, tentunya tidak punya nilai, harkat dan martabat sama sekali dimata mereka.” terang Yulis Krisantus Bria, mantan DPRD Malaka, juga mantan Ketua Fraksi Partai Gerindra.
Tambah Yulius, Program Refolusi Pertanian Malaka (RPM) seshunggunya gagal total. Karena tidak satu warga pun yang berhasil mulai dari ujung kabupaten Malaka dengan perbatasan Kabupaten TTS, hingga Kecamatan Kobalima yang Batas langsung Negara Timor Leste. Dan orang bilang berhasil, saya selaku saksi hidupnya. Pasalnya. (Dami Atok)