Liputan6.com, Jakarta – Mpox, atau yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, telah menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Meskipun beberapa orang menganggap penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus, Mpox memerlukan penanganan medis yang tepat.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), pasien yang terinfeksi Mpox membutuhkan lebih dari sekadar istirahat dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatan Mpox diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi yang lebih buruk.
Bagaimana Cara Menyembuhkan Mpox?
Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa jika seseorang terinfeksi Mpox, hanya perlu tidur dan memperbanyak konsumsi protein hewani. Namun, Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dengan tegas membantah klaim ini.
Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, dan masa inkubasinya dapat mencapai 21 hari. Selama masa inkubasi tersebut, pasien dapat mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam di kulit.
Syahril menjelaskan bahwa meskipun istirahat, makan makanan bergizi, dan olahraga penting untuk menjaga kesehatan secara umum, hal ini tidak cukup untuk menangani gejala Mpox.
“Seseorang yang terinfeksi Mpox harus mendapatkan pengobatan untuk meredakan gejala yang dialami, terutama jika gejala tersebut berat,” katanya seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Selasa, 17 September 2024.
Apa Obat untuk Penyakit Cacar Monyet?
Salah satu jenis pengobatan cacar monyet yang paling umum diberikan kepada pasien Mpox adalah obat simptomatik, yaitu obat yang digunakan untuk meredakan gejala tanpa mengobati penyebab utama penyakit. Pada kasus Mpox, gejala yang sering muncul antara lain demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.