Liputan6.com, Jakarta – Tragedi laut yang menimpa kapal KM Sri Mariana di Selat Sunda, dekat Pulau Tempurung, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Pada Minggu dini hari, 4 Agustus 2024, enam awak kapal ditemukan meninggal secara misterius.
Laporan kejadian ini diterima oleh Polairud Polda Banten dan evakuasi dilakukan pagi harinya, seperti dikutip dari Kanal Regional Liputan6.com pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Menurut Kombes Pol Yunus Hadit Pranoto, Dirpolairud Polda Banten, pada pukul 05.30 WIB kapal tersebut akhirnya disandarkan di KMB Pelangi, perairan Pulorida.
Seluruh jenazah dievakuasi menggunakan kantong mayat dan dibawa ke RSUD Serang. Sementara itu, satu orang dalam kondisi kritis dan sepuluh awak kapal lainnya dibawa ke RS Krakatau Medika untuk perawatan lebih lanjut.
“Total ada 35 awak kapal, enam di antaranya meninggal dunia. Sebelas orang lainnya menjalani perawatan medis, dan sembilan orang dalam keadaan sakit, salah satunya kritis, juga dievakuasi ke RS Krakatau Medika,” kata Kombes Pol Yunus.
Pada Senin, 5 Agustus 2024, tim gabungan dari Polairud Polda Banten, Balai Karantina Kesehatan Kelas 1 Banten, dan Dinkes Cilegon melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap sisa awak kapal Sri Mariana yang bersandar di Dermaga Polairud Polda Banten. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya dipakai untuk merawat pasien COVID-19
“Penyebab kematian dan penyakit yang diderita korban masih menunggu hasil pemeriksaan visum dan autopsi,” tambahnya.
Berikut adalah nama-nama awak kapal yang meninggal dunia:
- Abdul Mujani
- Handayana alias Rohmat (tidak ada dalam daftar kru)
- Agung (tidak ada dalam daftar kru)
- Irfan
- Agung Prasetyo
- Irvan Septian alias Rifki
Â