34.1 C
Jakarta
HomeWisataGBK TreeHouse, Kolaborasi Seni dan Keberlanjutan di Jantung Jakarta

GBK TreeHouse, Kolaborasi Seni dan Keberlanjutan di Jantung Jakarta

Kamis, 25 Juli 2024 – 23:22 WIB

VIVA Lifestyle – Gelora Bung Karno (GBK) telah lama menjadi salah satu ikon Jakarta, menawarkan beragam fasilitas yang membuatnya menjadi tempat favorit untuk berolahraga dan bersantai. Dengan area yang luas mencakup taman hijau, jogging track, dan berbagai fasilitas olahraga lainnya, GBK menarik banyak warga ibu kota untuk menghabiskan waktu luang mereka di tengah hiruk-pikuk kota.

Baca Juga :

Fashion Show Karya Desainer PYCH Binaan BIN Mampu Pukau Jokowi

Sebagai jantung kota Jakarta, GBK bukan hanya sekedar tempat untuk berolahraga, tetapi juga untuk membangun relasi sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Scroll lebih lanjut ya.

Banyak komunitas yang memilih GBK sebagai lokasi untuk kegiatan rutin mereka, dari marathon hingga pameran seni dan festival kuliner yang selalu ramai dikunjungi. Suasana di GBK yang asri dan segar memberikan nuansa tenang, ideal bagi siapa saja yang ingin sejenak melupakan rutinitas harian.

Baca Juga :

Keren Banget, Pameran Arsitektur Angkat Budaya Indonesia Dapet Apresiasi Tinggi di Jepang

Fasilitas lengkap di GBK, termasuk kafe dan tempat duduk di sepanjang area, memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk bersantai dan menikmati suasana. Komunitas-komunitas di GBK berperan penting dalam memperkaya kehidupan sosial dan budaya kota, dengan acara-acara yang sering digelar menambah daya tariknya.

Baca Juga :

Sempet Bikin Heboh Ada Akwarin Hingga Nikita Mirzani, JF3 Fashion Festival 2024 Siap Digelar Lagi

Merek pakaian olahraga asal Swiss, On, menunjukkan komitmen mereka terhadap komunitas dan keberlanjutan melalui proyek GBK TreeHouse. Nicholas Hideyoshi Schaefer, Founder & CEO The 707 Company, menjelaskan bahwa tujuan dari GBK TreeHouse adalah untuk mengajak masyarakat untuk “connect, move, and dream together,” dengan menciptakan ruang bagi komunitas untuk berkumpul dan berkolaborasi.

GBK TreeHouse, yang terletak di dalam kompleks Gelora Bung Karno, menawarkan interior yang terinspirasi oleh keindahan chalet Swiss, memadukan nuansa kayu hangat dengan elemen modern.

“Interior GBK TreeHouse terinspirasi oleh keindahan dan kenyamanan chalet Swiss dengan memadukan nada kayu hangat dan balok kayu terbuka dengan estetika rustic dan modern. Serta menciptakan nuansa hangat dan keterampilan yang mengingatkan pada arsitektur tradisional Swiss, tanpa berhenti mengusung konstruksi berkelanjutan dengan memanfaatkan material dari pembangunan untuk menciptakan interior dan furnitur,” terang Schaefer.

Eksteriornya menampilkan desain kontemporer dengan aksen cermin yang memantulkan keindahan alam sekitar, menciptakan harmoni antara arsitektur dan lingkungan. GBK TreeHouse dibangun dengan perhatian khusus terhadap kelestarian lingkungan, memastikan bahwa vegetasi asli tidak terganggu selama proses pembangunan.

Marcel Lukman, President Director The 707 Company, menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam pembangunan GBK TreeHouse, dengan menggunakan material yang dapat didaur ulang.

“Kami mementingkan sustainability maka semua bahan yang digunakan untuk membangun treehouse ini kebanyakan terbuat dari kayu dan bahan-bahan tersebut dipastikan bisa didaur ulang,” jelas Marcel.

GBK TreeHouse, hasil kolaborasi dengan arsitek dan desainer lokal RANTARA, akan dibuka untuk umum dari 19 Juli 2024 hingga 11 Oktober 2024, setiap hari pukul 06.00-20.00. Tempat ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk bergerak aktif, baik secara fisik maupun mental, sesuai dengan tagline On, “Igniting human spirit through movement.” Gerakan yang dimaksud meliputi berbagai aktivitas seperti yoga, pilates, dan tari, menekankan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan holistik.

Halaman Selanjutnya

“Interior GBK TreeHouse terinspirasi oleh keindahan dan kenyamanan chalet Swiss dengan memadukan nada kayu hangat dan balok kayu terbuka dengan estetika rustic dan modern. Serta menciptakan nuansa hangat dan keterampilan yang mengingatkan pada arsitektur tradisional Swiss, tanpa berhenti mengusung konstruksi berkelanjutan dengan memanfaatkan material dari pembangunan untuk menciptakan interior dan furnitur,” terang Schaefer.

Halaman Selanjutnya

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer