KPU Kalimantan Barat akan menggunakan metode pencocokan dan penelitian data pemilih berbasis elektronik (e-Coklit) untuk pemilihan kepala daerah yang digelar pada 27 November mendatang. Sistem ini bertujuan meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pemutakhiran data pemilih. Metode e-Coklit sebelumnya telah diterapkan pada Pemilu serentak Februari lalu, namun telah mengalami sejumlah pembaruan untuk mengatasi kendala yang dihadapi.
Salah satu pembaruan signifikan pada aplikasi e-Coklit adalah kemampuannya beroperasi di daerah dengan akses sinyal yang terbatas. Petugas hanya perlu login awal di area dengan akses internet, dan setelah itu aplikasi dapat digunakan tanpa perlu login ulang, bahkan di wilayah tanpa sinyal.
Setelah proses coklit selesai, data yang dikumpulkan oleh petugas pantarlih dapat disinkronkan di area yang terjangkau jaringan internet, seperti kantor desa. Aplikasi e-Coklit hanya bisa diakses oleh petugas pantarlih yang resmi dilantik untuk Pemilu 2024, dengan salah satu syaratnya adalah memiliki HP android.
Petugas pantarlih akan diberikan pelatihan dan pemahaman tentang penggunaan aplikasi e-Coklit. Targetnya adalah aplikasi ini bisa digunakan hingga 100 persen dalam proses pemutakhiran data pemilih untuk Pilkada. KPU Kalbar berharap dengan penerapan metode e-Coklit, seluruh proses pemutakhiran data pemilih dapat berjalan lebih efisien dan akurat, serta membantu memudahkan pekerjaan petugas pantarlih di lapangan.