Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan aplikasi Tuxedovation sebagai pedoman dalam mengadopsi inovasi daerah.
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menjelaskan bahwa aplikasi ini berisi berbagai macam data inovasi yang dapat digunakan oleh daerah untuk mengembangkan ekosistem inovasi secara lebih efisien. Dengan adanya sekitar 14 ribu inovasi dalam aplikasi Tuxedovation, daerah dapat mencari dan memilih inovasi yang sesuai dengan kondisi lokal mereka untuk diadopsi.
Yusharto menyatakan bahwa metode replikasi merupakan strategi yang efektif untuk memastikan keberlanjutan dan penyebaran praktik inovasi di berbagai daerah. Dengan mengadopsi inovasi dari daerah lain, diharapkan pelayanan publik dapat meningkat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Melalui replikasi inovasi, daerah dapat menambah jumlah inovasi dan meningkatkan kematangan inovasi di wilayah mereka. Yusharto menegaskan bahwa metode replikasi juga dapat memastikan keberlanjutan inovasi yang lebih terjamin.
Selain itu, Yusharto juga mengimbau agar Pemda memetakan inovasi di wilayah masing-masing untuk memudahkan pengembangan inovasi berbasis replikasi. Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan pelaporan inovasi melalui aplikasi indeks inovasi daerah untuk tahun-tahun berikutnya.
Dengan adanya upaya replikasi inovasi dan pengembangan aplikasi indeks inovasi daerah, diharapkan hasil pengukuran inovasi daerah dapat terus meningkat. Yusharto menegaskan pentingnya terus memperhatikan pengembangan inovasi agar tidak berhenti.
Artikel ini telah disunting oleh ANTARA pada tahun 2024.