Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Abdul Jamil Wahab menyatakan bahwa salam lintas agama adalah upaya untuk menjaga kemajemukan di Indonesia. Menurutnya, kemajemukan adalah kehendak Tuhan dan tidak boleh dihapuskan.
Abdul Jamil Wahab menekankan pentingnya kejujuran dalam menyampaikan bahwa perbedaan agama tidak boleh menyebabkan diskriminasi sosial di masyarakat. Ia juga mengkritisi larangan salam lintas agama yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengatakan bahwa salam sebagai ucapan sapaan atau tahniah tidak ada masalah.
Selain itu, Abdul Jamil Wahab juga menyoroti pentingnya pemerintah untuk memberikan perhatian pada kerukunan umat beragama. Pembangunan infrastruktur penting, namun dialog lintas keimanan juga harus diperhatikan.
Ia juga menegaskan bahwa Pancasila telah dirancang sedemikian rupa untuk mempersatukan perbedaan keyakinan di Indonesia. Dengan memuat konsep “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam sila pertama Pancasila, Indonesia menegaskan bahwa negara ini bukan negara sekuler dan menjunjung tinggi nilai toleransi terhadap beragam keyakinan.
Abdul Jamil Wahab berharap agar masyarakat diingatkan kembali akan pentingnya keragaman sosial, budaya, dan keyakinan dalam membangun negara. Kesepakatan pada sila pertama Pancasila menjadi titik akhir dari perdebatan panjang dalam merumuskan dasar negara Indonesia.
