Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh melupakan fondasi bangsa yaitu Pancasila, meskipun sedang mengalami kemajuan yang signifikan. Menurutnya, menjelang peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni, penting untuk merenungkan nilai-nilai tersebut.
Matius Ho mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, yang majemuk namun tetap harus menjaga persatuan dan jati diri bangsa. Interaksi dengan nilai-nilai global harus dijalankan sejalan dengan proses menjaga persatuan dan keberagaman.
Presiden Sekretariat Kebebasan Beragama Internasional, Nadine Maenza, juga menekankan pentingnya semangat keadilan dan kesetaraan yang dimiliki oleh Indonesia. Dia mengungkapkan pengalamannya dalam menghadiri konferensi pemuda tentang membangun keberagaman dalam kehidupan beragama, yang diikuti oleh sekitar 50 orang dari Indonesia.
Nadine berpendapat bahwa pemahaman akan pentingnya keberagaman merupakan investasi penting bagi suatu negara. Jika generasi berikutnya tidak memahami hal tersebut, maka perdamaian dan stabilitas akan terancam. Semangat seperti yang dimiliki oleh 50 orang tersebut di konferensi tersebut diharapkan dapat menular kepada generasi selanjutnya.
Menurutnya, keberagaman adalah aset yang harus dijaga, karena jika ada keyakinan bahwa orang dari agama lain merupakan ancaman, maka perdamaian dan stabilitas akan terganggu. Dengan demikian, menjaga keberagaman adalah kunci untuk memastikan perdamaian dan kemajuan bersama.
Artikel ini ditulis oleh Bagus Ahmad Rizaldi dan diedit oleh Chandra Hamdani Noor.