Indonesia melalui Universitas Gajah Mada (UGM), Artha Graha Peduli (AGP), dan Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) telah memperkenalkan desalinasi dan konservasi mangrove kepada peserta Youth World Water Forum (WWF) Ke-10 tahun 2024 serta peserta umum di Bali.
Menurut akademisi UGM Intan Supraba, pengetahuan mengenai desalinasi terkait dengan isu World Water Forum, terutama dalam pemanfaatan air laut di sekitar mangrove yang dapat menjadi sumber air bersih. Mereka ingin mempromosikan desalinasi untuk mengubah air laut menjadi sumber air bersih, dan menggunakan energi bersih seperti panel surya sebagai teknologi yang digunakan.
Ketua Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) dan bagian dari Artha Graha Peduli (AGP), Nyoman Sweet Juniartini, menambahkan bahwa selain workshop mengenai desalinasi, peserta juga diajak untuk mengelilingi area mangrove. Ada sekitar 100 peserta dari dalam dan luar negeri yang diperkenalkan dengan mangrove yang ditanam di lahan seluas 400 hektare.
Sejak tahun 2013, Artha Graha Peduli (AGP) telah mengelola kawasan mangrove seluas 400 hektare dari Tanjung Benoa hingga Suwung Denpasar. Kehadiran peserta di acara World Water Forum tersebut diharapkan dapat menyebarkan pentingnya konservasi mangrove, karena mangrove tidak hanya berfungsi sebagai penghalang ombak tetapi juga dapat menyerap karbon dan mengubah kualitas air.
Sebelum menyusuri area konservasi mangrove, peserta mengikuti workshop bertema Water-Energy Nexus, Achievings SDGs dengan topik-topik seperti gagasan Water Nexus, manajemen kualitas air, implementasi desalinasi, dan konservasi mangrove.
Semua upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan mangrove dan mendorong penggunaan teknologi desalinasi untuk memanfaatkan sumber air laut sebagai sumber air bersih yang berkelanjutan.