30.5 C
Jakarta
HomeKesehatanSkoliosis Lebih Rentan Terjadi pada Remaja Perempuan daripada Laki-Laki

Skoliosis Lebih Rentan Terjadi pada Remaja Perempuan daripada Laki-Laki

Skoliosis atau kelainan pada tulang belakang ternyata bisa terjadi pada anak di usia pubertas atau usia 10 hingga 14 tahun. Bila tak ditangani secara tepat dan cepat, dapat mengganggu kualitas organ tubuh seperti paru-paru, jantung hingga ginjal.

Lebih lanjut, dr Phedy, Sp.OT (K) Spine, Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, Kota Tangerang Selatan mengungkapkan bila skoliosis rentan terjadi juga pada remaja perempuan.

“Paling sering di usia pubertas, usia 10 sampai 14 tahun, paling banyak pada perempuan,” ungkap Phedy.

Skoliosis dapat muncul pada saat satu tahun sebelum masa menstruasi sampai dua tahun sesudahnya, pada saat itulah fase anak perempuan sedang tumbuh tinggi dengan cepat. Saat itu, bila ada bakat skoliosis, akan muncul saat masa itu.

Bakat sloliosis itu rentan terjadi pada anak perempuan, ternyata banyak dugaan faktor yang bisa mempengaruhinya. Seperti adanya dugaan hormon wanita apalagi pada saat pubertas sedang tidak seimbang, dugaan lainnya karena dipengaruhi dari hormon melakolin yang tidak benar, kurangnya masa otot, kurang vitamin D.

“Tapi itu sebatas teori yang tidak bisa terbukti pada semua pasien. Misalnya, kalau kita bilang oh ini skoliosis terjadi karena kurang vitamin D, ternyata banyak juga yang kurang vitamin D tapi tidak scoliosis. Atau sebaliknya, ada juga cukup vitamin D tapi terjadi skoliosis, jadi teori itu tidak bisa dibuktikan pada semua pasien,” tutur Phedy dalam temu wartawan di Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.

Phedy mengatakan belum ada penelitian yang pasti tentang remaja perempuan yang tengah pubertas lebih rentan terkena skoliosis daripada remaja pria.

“Kenapa begitu, kita enggak tahu. Jadi yang harus dilakukan orang tua, jangan ragu untuk datang ke dokter. Cek dan tangani secepatnya sebelum terlambat,”ungkap dr Phedy.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer