28.4 C
Jakarta
HomeKesehatanPahami Perbedaan antara Gangguan Pemrosesan Sensorik Sensitif dan Kurang Sensitif

Pahami Perbedaan antara Gangguan Pemrosesan Sensorik Sensitif dan Kurang Sensitif

Saraf manusia memainkan peran penting dalam mentransmisikan informasi ke otak melalui berbagai stimuli seperti suara, cahaya, sentuhan, dan gerakan. Namun, terkadang terjadi gangguan dalam pemrosesan informasi ini yang dikenal sebagai gangguan pemrosesan sensorik atau sensory processing disorder (SPD).

Hal tersebut dapat menyebabkan otak salah menginterpretasikan atau merespons stimulus sensorik, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut psikologis klinis Rosdiana Setyaningrum, gangguan sensorik pada masa perkembangan anak hingga dewasa dapat menghambat kemampuan dalam fokus belajar, bekerja, dan mengolah informasi dengan efisien.

SPD terjadi dalam dua bentuk, yaitu gangguan sensorik yang lebih sensitif dan yang kurang sensitif. Kedua kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari anak, mulai dari keterampilan motorik kasar dan halus hingga kemampuan sosial dan emosional.

Gangguan sensorik yang sensitif dapat sangat mengganggu seperti ketika mendengarkan radio dan harus memilih dari suara 1 hingga 10. Bagi anak-anak atau orang dengan sensitivitas sensorik yang tinggi, semua suara terdengar seperti volume 9 atau 10. Mereka sulit fokus pada suara yang seharusnya didengarkan, sehingga dapat menyebabkan pusing dan sulit berkonsentrasi.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer