Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwa gagasan politik untuk menyatukan Anies dan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 merupakan sebuah eksperimen yang positif dan berani. Tujuannya adalah untuk membersihkan citra politik dan menghindari polarisasi antara radikal agama dan radikal sekuler.
Didik mengungkapkan bahwa radikal sekuler memiliki kesamaan dengan radikal kiri yang anti-agama. Menurutnya, politik dan demokrasi yang terbuka saat ini adalah hal baik, terutama dalam hal persepsi citra.
Dia berpendapat bahwa kemungkinan Anies dan Ahok bersatu dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 sangat besar, karena Anies adalah sosok yang religius namun tidak radikal, sedangkan Ahok memiliki latar belakang nasionalis. Didik juga meyakini bahwa tidak ada faktor pendorong yang akan membuat keduanya menjadi radikal. Sehingga, penyatuan keduanya bisa menjadi simbol kesatuan yang positif.
Menurut Didik, peluang Anies untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2024 sangat besar, bahkan hampir mencapai 100 persen. Anies dianggap telah memberikan banyak prestasi di Jakarta meskipun juga mendapat kritik. Jika Anies tidak aktif dalam politik dalam lima tahun ke depan, namanya bisa terlupakan karena ia bukan pemimpin partai politik.
Didik menyimpulkan bahwa masuk ke dunia politik di Jakarta adalah peluang baik bagi Anies untuk karier politiknya dan juga untuk Pilpres 2029.
