Liputan6.com, Jakarta – Larangan tidur di lantai sering dikaitkan dengan risiko pneumonia, tetapi menurut dr Taufik Indrawan SpPD dari RS Sardjito, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Menurutnya, tidak ada penelitian yang jelas menjelaskan hubungan antara tidur di lantai dan pneumonia. Hal yang sama berlaku untuk kegiatan mandi di malam hari.
Penjelasan ini disampaikannya dalam siaran langsung di Instagram Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada program Siaran Radio Kesehatan, Kamis, 2 Mei 2024.
Pneumonia adalah peradangan pada jaringan paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Infeksi ini dapat mengakibatkan peradangan pada kantong udara (alveoli) di satu atau kedua paru, yang kemudian diisi dengan cairan atau nanah, membuat bernapas menjadi sulit.
Meskipun tidur di lantai tidak secara khusus terkait dengan pneumonia, penggunaan kipas angin dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Taufik mengingatkan bahwa kipas angin tidak memiliki sistem untuk membersihkan udara. Kipas angin hanya mengambil udara di sekitarnya, dan ketika berada di dalam ruangan, debu dan kuman yang ada di udara dapat disebarkan ke arah kita.