Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan Turki demi perdamaian dan kemakmuran global.
Hubungan erat kedua negara terlihat dari pertukaran kunjungan yang intensif antara keduanya. Kunjungan Menlu Turki ke Jakarta direspons dengan kunjungan Menlu RI ke Ankara pada tahun lalu.
Meskipun hubungan Indonesia-Turki dinilai baik, Retno menyoroti beberapa ruang kerja sama yang bisa diperkuat. Salah satunya adalah finalisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki yang diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral.
Kerja sama dalam bidang pertahanan juga menjadi fokus, dengan rencana pertemuan 2+2 dan dialog militer yang sedang berlangsung. Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan industri pertahanan, termasuk produksi bersama medium weight tank (MWT).
Selain itu, kerja sama dalam pemberantasan kejahatan transnasional juga menjadi prioritas dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Keamanan dan penyelesaian MoU terkait pemberantasan terorisme.
Hal ini semua dilakukan dalam upaya memperkuat kerja sama strategis antara kedua negara, terutama dalam pembangunan dan meningkatkan kapasitas negara-negara Selatan.
Indonesia juga merupakan mitra pertama Turki di kawasan Asia Pasifik yang membentuk mekanisme Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (HLSC). Retno dan Fidan membahas persiapan untuk Pertemuan HLSC yang pertama tahun depan, dengan fokus pada mencapai hasil nyata dari kerja sama ini.
Dengan semangat untuk terus memperkuat kerja sama bilateral, Indonesia dan Turki berkomitmen untuk mencapai kesuksesan dalam penyelenggaraan HLSC yang pertama.
Artikel ini ditulis oleh Yashinta Difa Pramudyani dan disunting oleh Aditya Eko Sigit Wicaksono. Copyright © ANTARA 2024.
