Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul, menilai bahwa kedatangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan memperkuat pengaruh politik Islam dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang baru terpilih. Menurutnya, masuknya PKB akan memberikan dukungan politik Islam moderat yang kokoh terhadap pemerintahan baru tersebut.
Ahmad Khoirul menjelaskan bahwa PKB merupakan satu-satunya partai yang menggambarkan ideologi dan kekuatan politik Nahdliyyin, yang merupakan sebutan bagi para pengikut Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dengan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB yang juga dianggap sebagai tokoh Nahdlatul Ulama, diharapkan bahwa dukungan dari tokoh Islam akan semakin memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran.
Keberadaan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dianggap juga akan memperkuat kekuatan politik Islam dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Dengan adanya PAN yang berbasis Ormas Islam Muhammadiyah, Ahmad Choirul meyakini bahwa dukungan dari tokoh Islam baik dari legislatif maupun eksekutif akan semakin kuat.
Sebelumnya, PKB telah menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam sebuah konferensi pers di Kantor DPP PKB. PKB menjadi partai kedua setelah Partai NasDem yang menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran, sementara PKS yang juga merupakan bagian dari Koalisi Perubahan masih belum menyatakan sikap.
Ketua Umum PKB Muhaimin dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid telah menyampaikan bahwa PKB akan bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo. Namun, keputusan apakah PKB akan benar-benar terlibat dalam pemerintahan akan ditentukan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.
Artikel ini disusun oleh Walda Marison dan diedit oleh Agus Setiawan.