Data dari Guttmacher Institute menunjukkan bahwa jumlah kasus aborsi di Indonesia mencapai sekitar 2 juta pada tahun 2000. Angka ini meningkat menjadi 2,5 juta menurut data terbaru.
Tingginya angka aborsi ini sejalan dengan meningkatnya jumlah bayi yang tidak diinginkan. Banyak kasus bayi yang akhirnya dibuang karena lahir tanpa ayah atau karena hamil di luar nikah.
Masalah ini membuat Burhan Sugiarto merasa prihatin, sehingga ia memutuskan untuk membangun Yayasan Rumah Bayi Bali, yang juga dikenal sebagai Bali Baby Home. Yayasan ini merupakan tempat penampungan bagi bayi-bayi yang berisiko untuk ditinggalkan oleh orangtuanya.
Berdiri sejak tahun 2019, yayasan ini telah menjadi tempat yang aman bagi bayi-bayi yang membutuhkan perlindungan. Burhan sendiri telah memiliki pemikiran untuk menyelamatkan bayi-bayi ini sejak puluhan tahun yang lalu, bahkan sejak usia belia.
Burhan selalu memiliki tekad untuk membantu anak-anak sejak usia enam tahun. Ide ini muncul ketika ia melihat teman sekolahnya yang kurang beruntung dan tidak memiliki perlengkapan sekolah seperti yang dimilikinya. Hal ini membuat Burhan tergerak untuk membantu anak-anak yang membutuhkan.
Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Burhan Sugiarto berkomitmen untuk mengabdikan hidupnya untuk menolong anak-anak yang membutuhkan. Melalui Yayasan Rumah Bayi Bali, ia berharap dapat memberikan perlindungan dan masa depan yang lebih baik bagi bayi-bayi yang mereka tampung.