Profesor Andy Fefta Wijaya dari Universitas Brawijaya menyatakan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah yang terbaik untuk bangsa.
“Dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, Andy menyatakan bahwa MK telah mengambil keputusan yang harus dihormati karena MK adalah lembaga tinggi negara dan merupakan pilar hukum di Indonesia,” katanya.
Andy melihat sengketa pilpres di MK sebagai pembelajaran bahwa negara menjamin hak-hak semua pihak, baik yang kalah maupun yang menang dalam Pilpres 2024.
Ia memberikan apresiasi kepada para penggugat yang telah menuntut hasil pilpres dibatalkan meskipun akhirnya ditolak oleh MK. Andy mengatakan bahwa keberadaan penggugat sangat penting untuk menunjukkan proses demokrasi yang baik.
Andy juga menilai putusan MK terkait sengketa pilpres telah memberikan kepastian hukum dan ketertiban hukum. Dengan putusan ini, pasangan calon terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.
Andy mengimbau Prabowo-Gibran untuk mengayomi semua masyarakat tanpa membeda-bedakan pendukung dan non-pendukung mereka. Menurutnya, setelah dilantik sebagai presiden, Prabowo dan Gibran merupakan milik bersama dan harus mengayomi semua pihak untuk memperkuat persatuan bangsa.
MK telah menolak permohonan dalam sengketa Pilpres 2024, dengan tiga hakim yang menyatakan perbedaan pendapat. Putusan MK tersebut mempertegas bahwa Prabowo-Gibran adalah presiden dan wakil presiden terpilih yang tidak dapat dipersoalkan hukumnya.
Artikel ini disusun oleh Agatha Olivia Victoria dan disunting oleh Hisar Sitanggang.
