Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mengungkap bahwa akan ada kemajuan baru dalam penanganan kasus dugaan pemerasan oleh mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terkait kelengkapan berkas perkara.
Yusuf menyatakan bahwa Kompolnas terus memantau penanganan perkara di Polda Metro Jaya, dan dalam waktu dekat diharapkan akan ada perkembangan penting terkait kelengkapan berkas perkara antara penyidik dan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Penanganan perkara ini dimulai ketika Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka pada tanggal 22 November 2023. Namun, kelengkapan berkas perkara belum dinyatakan lengkap hingga saat ini setelah berkas sudah diserahkan ke JPU Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Yusuf menegaskan bahwa baik penyidik maupun JPU sedang bekerja keras untuk menyelesaikan perkara ini dengan sebaik mungkin dan tidak akan berdiam diri. Kompolnas sebagai pengawas eksternal Polri terus memantau perkembangan penanganan kasus ini.
Meskipun ada kendala yang mengakibatkan penanganan perkara berjalan cukup lama, Yusuf menyatakan bahwa hal itu terkait dengan substansi formil dan materi penyidikan yang bersifat rahasia. Kompolnas terus mendorong agar penyidik memenuhi petunjuk dari JPU dan memberikan kepastian hukum dalam penyelesaian kasus ini.
Firli Bahuri telah menjalani serangkaian pemeriksaan sebagai saksi dan tersangka, namun beberapa kali mangkir dari panggilan penyidik. Berkas perkara juga sudah beberapa kali dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta namun belum dinyatakan lengkap.
Kasus ini melibatkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Firli Bahuri disangkakan melanggar ketentuan Pasal 12e, Pasal 12B, atau Pasal 11 UU tersebut.
Hingga saat ini, penanganan kasus dugaan pemerasan oleh Firli Bahuri terhadap SYL terus berlangsung, dan Kompolnas berkomitmen untuk terus mengawasi proses penyelesaiannya.
