Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi menyatakan bahwa peningkatan eskalasi di Timur Tengah setelah serangan Iran terhadap Israel belum berdampak langsung terhadap Sumbar. Meskipun demikian, Pemerintah Provinsi Sumbar tetap melakukan antisipasi terhadap efek dari eskalasi tersebut, terutama dalam sektor perdagangan dari dan ke Sumbar.
Pemerintah Provinsi Sumbar juga sedang menelusuri apakah ada Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya dari Ranah Minang, yang berada di daerah konflik. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai keberadaan warga Sumbar di daerah terdampak konflik Timur Tengah.
Mahyeldi menegaskan bahwa masyarakat di Ranah Minang terus mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel. Hal ini sejalan dengan komitmen Soekarno dan Indonesia secara keseluruhan untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Gubernur juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, telah berupaya maksimal untuk mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk dengan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Endang Kurnia Saputra, menyatakan bahwa ketegangan di Timur Tengah belum berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, termasuk di Sumbar. Dampak yang mungkin terjadi lebih banyak terjadi pada inflasi di negara-negara Timur Tengah akibat gangguan pasokan di wilayah tersebut.