29 C
Jakarta
HomeWisataKeajaiban Geologi dan Budaya Sulawesi Selatan: Geopark Maros Pangkep

Keajaiban Geologi dan Budaya Sulawesi Selatan: Geopark Maros Pangkep

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan (Sulsel) secara resmi diakui sebagai destinasi global geopark kedelapan di Indonesia yang termasuk dalam daftar UNESCO Global Geopark Network 2023 bersama dengan 17 geopark lainnya di berbagai belahan dunia. Penetapan ini berdasarkan keputusan yang diambil dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis, pada Rabu, 14 Mei 2023 lalu.

Bagi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, pencapaian tersebut merupakan prestasi luar biasa yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), dan Badan Pengelola Geopark.

Kolaborasi ini telah menjadi prioritas pemerintah sejak diinisiasi pada tahun 2015, kemudian mengalami peningkatan status menjadi Geopark nasional pada tahun 2018, dan akhirnya diakui sebagai Geopark dunia pada tahun 2023.

Mengenal Geopark Maros Pangkep

Geopark Maros Pangkep adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding)–termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di dalamnya. Dalam kawasan geopark tersebut, masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam.

Kawasan Geopark Nasional Maros Pangkep terbentang di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Secara administratif, kawasan ini meliputi wilayah darat dengan luas 223.629 hektare (ha) dan Kepulauan Terumbu Karang Spermonde dengan luas 88.965 ha.

Geopark Maros Pangkep memiliki keistimewaan berupa landscape dengan tipe tower karst yang menjulang tinggi yang tersusun dari batuan gamping yang sangat khas. Ada tiga komponen penting yang dimiliki Geopark Maros Pangkep yang menjadikannya unik dibanding kawasan karst lain. Pertama, keberadaan kawasan tower karst terluas di Indonesia dan kedua di dunia setelah kawasan di Tiongkok. Kedua, Geopark Maros Pangkep yang terdiri dari 31 geosite ini juga memiliki kompleks Melange Bantimala, yaitu kompleks batuan berumur sekitar 500 juta tahun, yang menjadi bukti bagaimana terbentuknya pulau Sulawesi. Ketiga, kawasan geopark ini juga memiliki reefs island atau kepulauan terumbu karang, yang dikenal dengan Spermonde Archipelago. Tiga poin tersebut membuat kawasan ini memiliki nilai internasional, cocok bagi wisatawan berjiwa petualang maupun para peneliti geologi, arkeologi, dan sains lainnya.

Di Geopark Maros Pangkep juga terdapat sekitar 500-an gua, yang pernah ditinggali manusia prasejarah, yang salah satunya merupakan lukisan gua tertua di dunia yang berada di Leang Tedonge, berumur 45.500 tahun. Di dalamnya juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan “Kingdom of Butterfly”.

Dalam kawasan Geopark Maros Pangkep juga terdapat Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sebagai tempat hidupnya sejumlah flora fauna endemik.

Bagi yang ingin berwisata santai, dapat mengunjungi Desa Wisata Rammang-Rammang, yang terkenal dengan aksi budayanya seperti tari tradisional Paduppa yang berfungsi untuk menyambut tamu.

Selama di Rammang-Rammang, wisatawan dapat menikmati produk ekonomi kreatif seperti souvenir khas berupa kerajinan anyaman dari daun nipah dan kuliner seperti abon telur, ikan bandeng, dan ikan kambu. Fasilitas berupa homestay dan rumah makan juga turut menunjang destinasi yang satu ini.

Untuk berkeliling Geopark Maros Pangkep, pengunjung dapat menggunakan berbagai transportasi umum dan kapal penumpang yang tersedia.

Melalui konsep geopark, pemangku kepentingan didorong untuk bekerja sama, mendorong promosi wisata dan praktik konservasi geoheritage, pendidikan geosains, kesadaran lingkungan, pelestarian warisan budaya, dan pembangunan berkelanjutan di dalam geopark.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer