Muhammad Ahsan Ridhoi, Chief Research Officer Political Strategy Group (PSG), menganggap bahwa Prabowo Subianto dan Partai Gerindra perlu mengambil langkah-langkah politik strategis selama proses transisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menurut Ahsan, ada tiga langkah yang dapat dilakukan oleh Prabowo Subianto dan Partai Gerindra. Pertama, Prabowo perlu memaksimalkan ‘victory power game’ dalam transisi pemerintahan, tanpa bergantung sepenuhnya pada Presiden Jokowi. Prabowo harus membangun pondasi pemerintahannya sendiri agar tidak rentan diambil alih oleh pemerintahan sebelumnya.
Kedua, Partai Gerindra perlu lebih fleksibel dalam berkomunikasi di parlemen, sehingga tidak terjadi kebekuan dalam proses legislasi akibat garis pemisah antara koalisi dan oposisi.
Langkah ketiga adalah memanfaatkan momentum Pilkada 2024 sebagai kesempatan untuk regenerasi figur politik nasional. Dengan membentuk figur-figur potensial dari internal partai maupun dari luar, khususnya di wilayah strategis seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, Partai Gerindra dapat menjaga dan meningkatkan basis suara untuk pemilu selanjutnya.
Ahsan menekankan pentingnya langkah-langkah strategis ini karena pemerintahan Prabowo mungkin akan dihadapi dengan tantangan politik yang kompleks, yang dapat mempengaruhi masa depan Partai Gerindra. Dengan peningkatan jumlah kursi partai koalisi pendukung yang minoritas di parlemen, Partai Gerindra perlu menjaga posisinya sebagai partai pengusung utama dan membangun mekanisme komunikasi yang efektif untuk mempengaruhi keputusan di parlemen.
Hal ini dipandang penting karena Prabowo Subianto harus memperhitungkan bahwa posisinya dalam pemerintahan tidaklah absolut, dan Partai Gerindra perlu terus berjuang untuk memperkuat posisinya di kancah politik nasional.
