Home Wisata Negara-negara Asia dengan Tingkat Etos Kerja Tertinggi: Siapa yang Mendominasi?

Negara-negara Asia dengan Tingkat Etos Kerja Tertinggi: Siapa yang Mendominasi?

0

Pada tanggal Senin, 1 April 2024 pukul 07:15 WIB, Asia dikenal dengan budaya kerja yang kuat dan komitmen tinggi terhadap pekerjaan. Sejumlah lima negara di Asia memiliki reputasi pekerja paling keras, seperti yang dilaporkan oleh Insider Monkey.

Di Mongolia, prevalensi kerja berlebihan dapat dihubungkan dengan faktor budaya dan ekonomi yang tertanam dalam sejarahnya. Warisan nomaden Mongolia telah menanamkan etos kerja yang kuat, di mana ketahanan dan daya tahan sangat penting untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras. Transisi Mongolia dari sistem sosialis ke ekonomi pasar pada 1990-an membawa perubahan sosial ekonomi yang signifikan, mendorong jam kerja yang lebih lama dan tuntutan tenaga kerja yang meningkat. Nilai-nilai tradisional Mongolia menekankan ketekunan dan dedikasi, sering kali menuntut prioritas pekerjaan di atas kesejahteraan pribadi, terutama terlihat di sektor pertambangan dan pertanian.

Di Lebanon, sejarah kerusuhan politik dan tantangan ekonomi mendorong individu untuk bekerja berlebihan untuk mencapai stabilitas keuangan dan status sosial. Norma budaya yang menghargai kerja keras dan dedikasi telah menciptakan lingkungan kompetitif di mana jam kerja yang panjang dianggap penting untuk sukses. Undang-undang ketenagakerjaan yang tidak memadai juga menjadi salah satu faktor penyebab terlalu banyak bekerja di negara ini.

Di Qatar, budaya kerja keras sering kali berbenturan dengan masalah terlalu banyak bekerja, terutama di Qatar Airways. Pilot di maskapai penerbangan milik negara ini mengeluhkan kurangnya perhitungan terhadap jam kerja mereka, yang berpotensi menyebabkan kelelahan dan risiko keselamatan. Meskipun memiliki tingkat keterampilan tinggi, Qatar Airways cenderung memaksimalkan waktu kerja kru daripada memastikan istirahat yang cukup, yang dapat membahayakan kesejahteraan karyawan dan keselamatan penumpang.

Di UEA, individu dikenal dengan dedikasi dan kerja keras mereka yang luar biasa, berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan dan kemakmuran negara. Statistik menunjukkan bahwa hampir separuh dari tenaga kerja di UEA menghabiskan lebih dari 49 jam di kantor setiap minggu, dengan rata-rata 52,6 jam kerja berbayar per minggu. Sebuah studi juga menempatkan UEA sebagai negara ketiga yang bekerja paling keras di dunia, menunjukkan etos kerja kuat yang menjadi bagian dari budaya di negara ini.

Terakhir, Bhutan memiliki lanskap ekonomi yang didominasi oleh pertanian skala kecil, memerlukan ketekunan dan waktu yang panjang untuk menghasilkan hasil. Tekanan untuk bersaing di pasar global juga menyebabkan beban kerja yang semakin besar bagi penduduk Bhutan. Meskipun terdapat upaya untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja melalui inisiatif seperti Kebahagiaan Nasional Bruto, tantangan terus ada. Dengan rata-rata 54,4 jam kerja per orang, Bhutan adalah negara paling pekerja keras di Asia.

Source link

Exit mobile version