Oleh Prabowo Subianto [dikutip dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
“Terdapat beberapa contoh kasus, para perwira dan komandan yang tidak perlu untuk dicontoh. Menurut saya, mereka bukanlah contoh yang benar sebagai pemimpin. Saya ceritakan hal ini bukan untuk merendahkan orang, namun agar kita tidak melakukan hal-hal seperti itu.”
Dalam buku ini, saya telah banyak bercerita tentang pemimpin-pemimpin yang saya kagumi, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Mereka adalah sosok yang patut kita pelajari.
Namun, terdapat juga beberapa contoh kasus, perwira dan komandan yang tidak patut dijadikan contoh. Menurut saya, mereka bukanlah pemimpin yang benar.
Dalam pengalaman saya saat bertugas, operasi yang sering kami hadapi adalah operasi lawan gerilya atau operasi anti pemberontakan.
Dalam operasi lawan gerilya, sering terjadi kontak senjata di satuan kecil, yaitu Peleton ke bawah. Kita sering bergerak. Hubungan antar Peleton, tim, bahkan regu, dan aksi kontak senjata tersebut sangatlah penting. Itu drill. Drill kontak tersebut sangat penting. Dalam operasi anti gerilya, mungkin kami mengenal sampai 10 atau 12 drill. Dan dalam drill-drill tersebut, biasanya langkah pertama setelah mendengar tembakan adalah melepaskan ransel. Biasanya, dua orang dalam tim ditunjuk untuk mengumpulkan ransel dan menjaganya di belakang. Sementara yang lain melaksanakan anti penghadangan, dan melanjutkan serbuan terhadap musuh.
Seorang komandan selalu berada di bagian penyerbu, namun saya pernah mendengar dari rekan-rekan saya bahwa terdapat komandan yang memerintahkan anak buahnya untuk melaksanakan serbuan sementara dia sendiri menjaga ransel. Hal ini sangat tidak benar. Seorang Komandan Peleton seharusnya tidak menjaga ransel. Bintara Peleton dan anak buahnya lah yang melaksanakan serbuan. Namun, hal ini pernah terjadi dan saya ceritakan agar tidak terulang lagi di kalangan perwira.
Menurut pendapat saya, hal ini sangat memalukan. Seorang Komandan Peleton, lulusan Akademi Militer seharusnya merupakan sosok yang gagah, menjadi harapan bangsa yang dikagumi siapa pun. Jika ternyata dia hanya menjaga ransel, ini menurut saya tindakan yang sangat memalukan.
Sumber: https://prabowosubianto.com/contoh-contoh-pemimpin-yang-tidak-benar-contoh-kedelapan-komandan-peleton-memilih-menjaga-tas-dibanding-menyerbu-musuh/