Gamal Abdel Nasser, seorang tokoh militer dan politikus Mesir, dikenang karena sikapnya yang keras mendukung politik sekuler dan ketidakmampuannya untuk disuap. Nasser juga dikenal sebagai seorang orator berbakat yang memberikan lebih dari 1.300 pidato selama menjadi Presiden Mesir. Dia lahir pada tahun 1918 dan tumbuh dengan rasa bangga akan bangsa Arab yang ditanamkan oleh ayahnya. Pada usia remaja, Nasser aktif dalam kegiatan politik, bergabung dengan rapat umum pemuda ultra nasionalis melawan kekuasaan Inggris.
Meskipun ditolak masuk ke Akademi Militer Mesir pada awalnya, Nasser akhirnya diterima dan lulus sebagai Letnan Infanteri. Bersama teman-teman kadetnya, ia membentuk kelompok rahasia yang menentang korupsi pemerintah dan monarki. Nasser juga secara terbuka menunjukkan sikapnya menentang kolonialisme Inggris dan pada tahun 1952, ia memimpin sekelompok perwira dalam revolusi yang mengubah Mesir menjadi Republik.
Pada tahun 1954, Nasser hampir menjadi korban pembunuhan saat seorang pembunuh bayaran melepaskan delapan tembakan ke arahnya, namun ia tetap tenang dan melanjutkan pidatonya. Kejadian ini membuat popularitasnya melonjak di Mesir dan di seluruh Dunia Arab. Kemenangan politik dan kemenangan militer Nasser atas Inggris, Prancis, dan Israel membuatnya dihormati di seluruh Dunia Ketiga. Setelah menasionalisasi Terusan Suez pada tahun 1956, popularitasnya semakin meningkat.
Nasser juga mengusahakan persatuan Pan-Arab dengan menggabungkan Mesir dan Suriah pada tahun 1958, meskipun persatuan ini runtuh pada tahun 1961. Kematian Nasser karena serangan jantung pada tahun 1970 menimbulkan kedukaan besar di seluruh dunia Arab, dengan sekitar enam juta orang menghadiri pemakamannya.
Sikap kerasnya mendukung politik sekuler, ketidakmampuannya untuk disuap, keberanian berbicara dan berbaur dengan rakyat Mesir, serta perjuangannya dalam memerdekakan Mesir dari kekuasaan kolonialisme, membuat Gamal Abdel Nasser dihormati dan diingat sebagai salah satu tokoh kunci dalam sejarah Mesir dan Dunia Arab.