Pada tidak lama lagi, Indonesia akan mencapai usia 100 tahun proklamasi kemerdekaan pada tahun 2045. Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang bermimpi mencapai “Indonesia Emas” pada tahun 2045 atau sebelumnya.
Bagi saya, paradoks yang dialami oleh negara kita saat ini adalah masalah kepemimpinan, kearifan, dan keinginan untuk mengambil keputusan politik yang tepat. Saya sangat optimis bahwa jika elit Indonesia yang dipercayai untuk memimpin melalui proses demokrasi memiliki jiwa kepemimpinan, kearifan, dan keinginan, maka tidak butuh waktu lama untuk menjadikan paradoks Indonesia sebagai bagian sejarah bangsa kita.
Saya tidak setuju dengan kita hanya diam dan menerima dicap sebagai bangsa yang selalu kalah. Kita harus menjadi bangsa yang menang, bukan hanya dikenal sebagai bangsa pembeli tetapi juga sebagai bangsa pembuat. Bangsa Indonesia seharusnya bukan menjadi bangsa yang lemah, tetapi bangsa yang kuat dan dihormati.
Namun, dalam perjuangan memperkuat ekonomi negara dan rakyat Indonesia, kita harus berhati-hati, bijaksana, dan arif. Setiap masalah harus dipelajari secara menyeluruh, diteliti dengan baik, dan dinilai dari segi kepentingan nasional bangsa Indonesia.
Selain itu, kita harus belajar dari kesalahan dan pengalaman. Kita harus mengakui kesalahan dan belajar darinya, seperti negara-negara lain yang sekarang menjadi negara maju. Contohnya adalah Tiongkok, yang bisa bangkit menjadi superpower dunia setelah merevisi kebijakan ekonomi yang keliru.
Pemerintah telah menetapkan 5 indikator kemajuan dan kemakmuran yang harus dicapai untuk menjadi negara maju dan makmur, yaitu Pendapatan per kapita setara negara maju, pengurangan kemiskinan, peningkatan kepemimpinan dan pengaruh dunia internasional, peningkatan daya saing sumber daya manusia, dan penurunan intensitas Gas Rumah Kaca menuju Net Zero Emissions.
Persyaratan untuk mencapai negara maju dan makmur adalah pertumbuhan ekonomi yang agresif, pertumbuhan di atas 6-7%, bahkan setelahnya pertumbuhan 10% secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi tinggi diperlukan agar Indonesia bisa keluar dari kondisi middle income trap.
Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar 4% atau 5%, sulit bagi kita untuk keluar dari middle income trap. Oleh karena itu, sebagai bangsa, kita harus mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit selama 10 tahun berturut-turut, yang diawali dengan pertumbuhan rata-rata 6-7% selama 5 tahun. Ini adalah kondisi penting agar kita bisa keluar dari perangkap negara menengah dan dapat bersaing dengan negara maju.
Sumber link: https://prabowosubianto.com/cita-cita-indonesia-maju-dan-makmur-2045/