Calon presiden Prabowo Subianto berjanji untuk membagikan susu gratis jika ia terpilih sebagai pemimpin Indonesia pada tahun 2024 mendatang. Namun, Indonesia masih mengimpor banyak susu dari berbagai negara, termasuk Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia mengimpor susu senilai US$ 788,77 juta atau sekitar Rp 12,24 triliun selama Januari-Oktober 2023. Angka tersebut mengalami penurunan 27,19% dari periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai US$ 1,08 miliar.
Pada Oktober 2023, total impor susu Indonesia dari berbagai negara adalah sebesar US$ 55,58 juta, mengalami penurunan 5,64% dibandingkan dengan impor pada bulan September 2023 yang mencapai US$ 58,90 juta. Jumlah impor susu juga turun drastis jika dibandingkan dengan Oktober 2022 yang mencapai US$ 99,67 juta atau penurunan sebesar 43,23%.
Negara asal impor susu terbesar untuk Indonesia adalah Selandia Baru dengan nilai US$ 418,46 juta pada periode Januari-Oktober 2023. Angka ini mengalami penurunan 20,07% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 523,54 juta. Di posisi kedua adalah Amerika Serikat dengan nilai US$ 185,70 juta atau penurunan 23,99%, diikuti oleh impor dari Australia sebesar US$ 66,68 juta (turun 39,54%), Belgia sebesar US$ 46,96 juta (turun 53,58%), dan Malaysia sebesar US$ 16,36 juta (turun 9,8%). Impor susu dari negara lain sebesar US$ 54,58 juta pada Januari-Oktober 2023 atau turun 36,46% dari periode yang sama pada 2022.
Janji Prabowo untuk memberikan susu gratis juga disertai dengan janji makan siang gratis untuk seluruh murid di sekolah, pesantren, anak-anak balita, dan bantuan gizi untuk ibu hamil. Program ini dijadikan sebagai bagian dari delapan Program Hasil Cepat 2024-2029.
Tim riset CNBC Indonesia memperkirakan anggaran untuk membeli susu sebesar Rp 44,36 triliun. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah murid (57,98 juta) dan jumlah hari sekolah (255 hari). Anggaran tersebut juga belum termasuk program untuk makanan gratis balita dan bantuan untuk ibu hamil.
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah balita di Indonesia mencapai 22.094.425 jiwa, sehingga jumlah hari pemberian susu bisa mencapai satu tahun penuh atau sekitar 365 hari. Namun, pemberian susu mungkin hanya diperlukan selama kurun usia bayi sampai 5 tahun. Begitu pula dengan kebutuhan susu ibu hamil yang diperkirakan hanya dibutuhkan selama 9 bulan kehamilan. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan lebih lanjut. (haa/haa)