Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan garda terdepan dalam menjaga keamanan dan keutuhan negara, yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) TNI. Berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 1945, TNI kemudian berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. Kolonel Soedirman kemudian terpilih sebagai Panglima Besar TKR dan memimpin dalam konferensi di Yogyakarta. Sebagai bentuk penataan, TKR berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 1946. Presiden Soekarno melantik pejabat Markas Besar Umum dan Kementerian Pertahanan untuk menyempurnakan struktur militer. Selanjutnya, TRI bersatu dengan badan-badan perjuangan rakyat lainnya dan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 1947, dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), TNI bergabung dengan KNIL dan menjadi Angkatan Perang RIS sebelum akhirnya berkembang menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada 1962. Reformasi 1998 kemudian memisahkan ABRI menjadi TNI dan Polri, sehingga TNI kembali berdiri sendiri pada 1999. Dengan sejarah panjangnya dan berbagai tantangan yang dihadapi, TNI terus memperkuat komitmennya dalam menjaga kedaulatan negara. Oleh karena itu, perayaan HUT TNI bukan hanya sekadar perayaan, namun juga sebagai pengingat sejarah perjuangan institusi tersebut.
