Kelainan jantung dapat terjadi sejak usia bayi atau pada saat lahir, namun tidak selalu langsung terdeteksi. Beberapa kasus baru terungkap saat pasien sudah lanjut usia. Budi Rahmat juga menjelaskan bahwa ada kasus yang diketahui sejak usia anak namun baru teridentifikasi setelah anak berusia di atas 5 tahun. Penting bagi orangtua untuk mengenali gejala yang terkait dengan kelainan jantung bawaan pada anak. Terdapat dua kategori kelainan jantung pada anak, yaitu biru dan tidak biru. Anak dengan kelainan jantung tidak biru akan mudah lelah, kesulitan dalam kenaikan berat badan, serta sering mengalami batuk dan pilek. Sedangkan anak dengan kelainan jantung biru akan memiliki gejala yang lebih nyata, seperti warna biru pada bibir, ujung jari, dan kelopak mata akibat kadar oksigen di bawah 95 persen. Budi menekankan pentingnya membawa anak yang menunjukkan gejala kelainan jantung segera ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter anak. Hal ini disebabkan karena kasus kelainan jantung pada anak di Indonesia masih belum banyak ditangani secara memadai. Penanganan tidak selalu berarti operasi, namun anak memerlukan penanganan awal yang tepat untuk mencegah masuk ke dalam masa kritis sebelum mendapat perawatan lebih lanjut.